Bitte, Lesen Sie ! Das ist sehr Interessant

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Twitter

Perguruan Tinggi di Jerman

Posted by Nini Kasvia Haris - -

Perguruan Tinggi

        Setelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.  
        Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.

1.    Universitas/Universität (Uni)
Pada Universitas berlaku keseimbangan antara pengajaran dan penelitian. Gelar akademik yang diberikan di Universitas dari Diplom (semacam  sarjana, S1 di Indonesia), Magister, Master dan Doktor. Hanya di Universitas kesempatan untuk Habilitasi dan menjadi pengajar Sekolah Tinggi atau Profesor diberikan. Demikian pula umumnya dengan gelar Doktor. Jika kita menginginkan jenjang pendidikan sampai ke tingkat Doktor atau Profesor, sebaiknya memilih perguruan tinggi dalam kategori Universitas sebagai tujuan studi dan bukan Fachhochschule.
Pada beberapa fakultas bidang studi yang ditawarkan sangat beragam, meliputi antara lain; kedokteran, ilmu pengetahuan alam, hukum, sosial, ekonomi, lingkungan, pertanian, kehutanan, matematika, dan lain-lain.
Studi di Universitas sangat bergantung pada masing-masing mahasiswanya. Kita sendiri yang menentukan bidang studi, jumlah dan jenis mata kuliah yang akan diambil. Seluruh program studi kita di unversitas dapat dikatakan kita rencanakan sendiri. Terlebih-lebih kita juga yang menentukan kapan kita mau ujian. Tidak dikenal sistem wali sebagaimana di perguruan tinggi di Indonesia. bagi kita pelajar Indonesia yang sejak kecil terbiasa dengan sistem pendidikan otoriter. Kita harus aktif, disiplin serta mendorong diri sendiri untuk maju dan tidak tertinggal. Beberapa fakta menunjukkan bahwa pelajar-pelajar kita mengalami banyak kesulitan untuk menyesuaikan di lingkungan pendidikan Universitas.
2.      Fachhochschule
Sebagian besar pelajar Jerman memutuskan untuk melanjutkan studinya di Fachhochschule. Dikarenakan waktu studi yang lebih singkat dan lebih berorientasi praktek dibandingkan Universitas. Jadwal akademik yang ketat dibuat dan memang ditujukan agar mahasiswa Fachhochschule lulus dalam waktu yang lebih singkat. Jika kita berorientasi untuk kerja dan ingin studi yang lebih menghemat waktu, sebaiknya memilih Fachhochschule sebagai tujuan studi lanjut. Sebagian besar Engineer Jerman merupakan lulusan Fachhochschule, bukan dari Universitas. Pada Fachhochschule tidak diberikan gelar akademik Doktor. Walaupun untuk kasus tertentu dengan perjanjian kerjasama dimungkinkan melakukan program Doktor di Fachhochschule, namun kita akan mengalami kemungkinan yang sulit dengan prosedur bertele-tele. Selain itu perlu diperhatikan bahwa ijazah lulusan Diplom Fachhochschule ‚hanya‘ disetarakan sama dengan lulusan D4 di Indonesia oleh DIKTI.


Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
1.      Materi perkuliahan.UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.
2.      Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS).
3.      Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI.

Program yang Ditarawkan:
a)      Program klasik
Berbeda dengan di Indonesia dan sistem 3 jejang (Sarjana-Magister-Doktor), sampai saat ini Jerman masih menganut pendidikan tinggi dengan dua jenjang, yaitu Diplom (Dipl.) dan Doktor (Dr).
Dalam jenjang Diplom ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah di Grundstudium mahasiswa diberi sertifikat Vordiplom, akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk menyelesaikan Vordiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah mendapatkan Vordiplom, barulah mahasiswa diijinkan mengambil mata kuliah keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenal dengan Hauptstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah Hauptstudium, barulah mahasiswa diijinkan menulis tugas akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diplom. Jadi, Diplom adalah gelar resmi pertama yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan studinya di UNI atau FH.

Antara Diplom UNI dan Diplom FH memiliki perbedaan-perbedaan, diantaranya:
1.      Diplom FH bisa diselesaikan dalam waktu 4,5 tahun sedangkan Diplom UNI baru bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun.
2.      Diplom FH memiliki muatan terapan yang lebih besar (60% perkuliahan) dibandingkan dengan Diplom UNI (40% perkuliahan).
3.      Diplom FH tidak dirancang untuk melanjutkan ke jengang Doktor. Apabila pemegang Diplom UNI ingin melanjutkan ke program Doktor, maka yang bersangkutan harus mengikuti proses persamaan terlebih dahulu. Dalam fase ini, kepadanya diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah pada level Hauptstudium. Bisa juga ia mengikuti program Master terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke program Doktor. Sebaliknya, pemilik gelar Diplom UNI bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktor.


b)     Program Baru
Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuakan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.

Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesatjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun.

Leave a Reply