Seorang pasien menggugat rumah sakit karena merasa
didiskriminasi. Nama pasien itu tidak dimasukkan dalam daftar penerima donor
jantung, karena dianggap tidak bisa berbahasa Jerman.
Hassan Rashow-Hussein
sakit parah karena jantungnya sudah tidak kuat lagi. Warga Kurdi asal Irak yang
berusia 62 tahun ini perlu jantung yang baru. Ia dirawat di rumah sakit di kota
kecil Bad Oeynhausen di kota bagian Nordrhein Westfalen. Tapi rumah sakit itu
menolak memasukkan Hussein ke dalam daftar penerima donor jantung. Alasannya,
pasien tidak mengusai cukup bahasa Jerman untuk memahami perintah dokter jika
operasi selesai dilakukan.
Pengacara
Rashow-Hussein, Cahit Tolan kini mengajukan gugatan ke pengadilan, karena
kliennya menjadi korban diskriminasi. "Setiap orang punya hak untuk
menerima tranplantasi, selama ada keperluan medis", kata Tolan. "Jadi
tidak boleh ada perbedaan karena status sosial maupun karena bahasanya."
Tapi rumah
sakit di Bad Oeynhausen mempertahankan keputusannya. Direktur rumah sakit Jan
Gummert menegaskan, penolakan itu sudah sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan
Ikatan Dokter Jerman, Bundesärztekammer.
Digugat
karena diskriminasi
Dalam
pedoman donor organ memang disebutkan, kesulitan berbahasa bisa mempengaruhi
keputusan dokter. Karena setelah tranplantasi organ, pasien harus benar-benar
menuruti petunjuk dokter tentang obat-obat yang harus diminumnya. Jika tidak,
pasien bisa terkena dampak sampingan berbahaya, yang bisa mengakibatkan kematian.
"Kami justru ingin melindungi pasien", kata Gummert.
Tapi soal
kemampuan berbahasa, tampaknya masalah interpretasi. Karena Hussein kemudian
dipindahkan ke rumah sakit lain di kota Münster. Dan di rumah sakit ini, ia
bisa masuk dalam daftar penerima donor jantung. Tim dokter menyatakan tidak ada
kesulitan karena didampingi penerjemah. Setelah operasi, Hussein juga selalu
akan didampingi saudara-saudaranya yang bisa berbahasa Jerman.
Pengacara
Hussein, Cahit Tolan lalu mengajukan gugatan ke pengadilan dan menuntut
pembayaran ganti rugi terhadap kliennya. Proses itu sudah berlangsung selama
tiga tahun.
Sepakat
untuk berdamai
Hari Jumat
lalu (20/12/13) kedua pihak yang bertikai akhirnya sepakat menempuh jalan
damai. Rumah Sakit Herz- und Diabeteszentrum (HDZ) setuju membayar ganti rugi
sebanyak 5000 Euro. Tadinya pengacara Rashow-Hussein menuntut ganti rugi sampai
10.000 Euro.
Pengadilan
di Bielefeld menyatakan, selama ini belum pernah ada proses semacam itu di
pengadilan Jerman. Jadi jika gugatan dilanjutkan, prosesnya mungkin akan
berlangsung selama bertahun-tahun. Hakim lalu mengusulkan agar kedua pihak
berdamai
Keunggulan Jerman di Teknologi Medis
Krisis ekonomi tidak berpengaruh banyak bagi
pertumbuhan pasar teknologi medis. Sebuah perusahaan Jerman terus meraup
keuntungan, meski mulai menghadapi persaingan kuat dari perusahaan Cina dan
Korea Selatan.
Laboratorium Waldner di Allgäu
Laboratorium Waldner di Allgäu
Sudah tidak diragukan lagi kalau Jerman
tergolong unggul dalam pasar otomotif dan teknik dunia. Seperti tercermin dalam
angka ekspor pertahun. Namun banyak yang belum tahu kalau Jerman juga terdepan
dalam industri perawatan kesehatan.
Pendorong kesuksesan
Kesuksesan teknologi medis, menurut Oliver
Koppel dari Institut Ekonomi Jerman di Köln, adalah berkat riset yang intensif.
Investasi bagi riset dan pengembangan di bidang tersebut berjumlah sekitar 8
persen dari angka penjualan, atau dua kali lipat dari rata-rata alokasi riset
dan pengembangan untuk industri teknologi medis di negara lain.
Penerapan beragam hak paten juga berperan
bagi kesuksesan Jerman di industri medis secara global. "Aplikasi hak
paten Jerman di bidang teknologi medis naik tiga kali lipat dalam 15 tahun
terakhir. Peningkatan juga terjadi di angka penjualan. Dari data akurat di
pasar global, kue-nya Jerman kira-kira mencapai 10 persen. Porsi yang sangat
besar," ujar Koppel.
Kebangkitan Asia
Dari penjualan teknologi medis, seperti
peralatan medis elektronik untuk menyokong tungkai atau tulang belakang serta
implantasi sendi pinggul buatan, perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan 20
miliar Euro pertahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen atau 12 miliar
Euro didapat dari pasar mancanegara. Dan saat ini, pesaing kuat semakin
menjamur. Kebanyakan datang dari Asia, terutama Korea Selatan dan Cina.
"Terutama aplikasi hak paten Cina di bidang teknologi medis tumbuh dengan
sangat pesat. Selama ini kami memandang Cina sebagai negara yang tidak
mengindahkan perlindungan hak paten. Dulu benar, tapi sekarang sudah tidak
lagi. Perlindungan hak paten di Cina sejak bergabung dengan Organisasi
Perdagangan Dunia WTO di tahun 2000 jauh lebih baik. Dan Cina juga berkembang
manjadi salah satu pasar utama. Meski Cina bisa dibilang masih diremehkan di
bidang teknologi medis," jelas Koppel.
Kombinasi riset dan pengembangan dengan
aplikasi hak paten tentu membawa sejumlah keuntungan. Namun ada juga
kekurangannya, seperti pengelompokan yang terjadi di Jerman. "Sebagai
contoh, pengelompokan di sektor teknologi medis sangat terlihat di Hamburg.
Namun kombinasi yang kuat antara bisnis dengan sains tetap menjadi daya jual
yang unik bagi Jerman. Produk-produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
sangat tinggi sehingga ada permintaan secara spesifik di pasar global."
Pemimpin pasar
Jerman saat ini juga menjadi produsen
terbesar di Eropa bagi fasilitas laboratorium. Waldner, perusahaan yang
bermarkas di wilayah Allgäu, adalah perusahaan Eropa terbesar pertama dan terbesar
kedua di dunia setelah perusahaan Amerika, Thermo Fisher Scientific. Sebagai
grup, Waldner memiliki 12 anak perusahaan. Produksi mesin bagi fasilitas
laboratorium menjadi bagian besar dari bisnis Waldner. Tahun lalu saja, lini
produksi tersebut menyumbangkan 13 juta Euro bagi total pemasukan. Direktur
Waldner, Helmut Hirner, menjelaskan, "Semua perusahaan farmasi besar di
dunia adalah klien kami. Seperti GlaxoSmithKline di Inggris, Pfizer di Amerika
dan di Jerman ada Böhringer, Roche, dan sektor kimia BASF. Selain itu ada juga
institusi riset besar seperti Helmholtz, Fraunhofer, universitas-universitas
besar, Pusat Riset Kanker di Heidelberg. Mereka adalah pelanggan kelas kakap
kami."
Ekspor berperan besar dalam pemasukan
Waldner. Tahun 2010, setengah dari total angka penjualan didapatkan dari pasar
mancanegara. Tak heran, Waldner mampu mengisi kekosongan di pasar tenaga kerja
Amerika Serikat. "Kami membentuk sebuah komunitas di Mumbai, India, dua
tahun lalu. Saat itu pasar India mulai melirik segmen premium fasilitas
laboratorium, begitu juga dengan Cina. Namun kami ingin memasarkan produk ke
seluruh wilayah Asia dari India. Sejak bulan Mei tahun ini, kami membuka kantor
di Dubai, karena pasar Arab akan menjadi pasar dengan tingkat pertumbuhan
tertinggi dalam 10 tahun ke depan," tukas Hirner.
Pasar bagi sektor kesehatan akan terus tumbuh
dengan pesat dalam beberapa tahun mendatang. Terutama di negara-negara
berkembang, karena warganya semakin tua, maka pengeluaran bagi kesehatan pun
semakin besar.
Berlin
dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (GDR) atau Jerman Timur pada tahun
1961.Tembok ini
didirikan untuk memisahkan sekaligus mengisolasi Berlin Barat, wilayah yang
dikontrol oleh Perancis, Amerika, dan Inggris. Tembok Berlin
berdiri sampai tahun 1989, sebelum akhirnya diruntuhkan seiring dengan
keruntuhan Tirai Besi Uni Sovyet. Tembok ini sering
digunakan sebagai contoh isolasionisme ekstrim dan menjadi pukulan diplomatik
serius bagi hubungan antara Soviet dengan seluruh dunia. Setelah Perang
Dunia II, Jerman diduduki oleh Dewan Pengawas Sekutu sementara dilakukan upaya
stabilisasi dan pembangunan kembali. Sebagai bagian
dari kesepakatan, Uni Soviet diberi kontrol atas sebagian Jerman yang kemudian
dikenal sebagai Jerman Timur, sementara kekuatan-kekuatan non-komunis
mengontrol Jerman Barat.
Berlin, sebuah
kota besar yang terletak di Jerman Timur juga dibagi menjadi dua bagian. Adanya wilayah
yang dikontrol sekutu di tengah-tengah Jerman Timur membuat semua pihak berada
dalam situasi yang tidak nyaman. Jerman Timur takut
bahwa kekuatan Barat mungkin mencoba mengambil alih Jerman Timur, melalui
Berlin Barat yang dikusai sekutu.
Di lain pihak,
sekutu khawatir terhadap keselamatan penduduk dan pekerja di Berlin Barat, wilayah
yang berada di tengah-tengah Jerman Timur. Akses ke Berlin
telah dibatasi sebelumnya, terutama pada tahun 1948, ketika beberapa negara
Barat dipaksa menggunakan angkutan udara untuk memasok berbagai kebutuhan ke
Berlin Barat. Sebagian warga
Jerman Timur juga melihat Berlin Barat sebagai wilayah penuh harapan, berusaha
menyeberang kesana untuk mencari perlindungan dan kehidupan yang lebih baik. Pemerintah Jerman
Timur segera menyadari bahwa mereka mulai kehilangan kontrol atas warga negara
mereka dan mulai membangun tembok untuk memblokade Berlin Barat.
Tembok Berlin
dirancang untuk meniadakan akses ke Berlin Barat dari Jerman Timur. Tembok ini
juga membuat sulit bagi orang untuk keluar dari Berlin Barat karena harus
melewati serangkaian peemeriksaan ketat. Berbagai negosiasi
diplomatik telah dilakukan sebagai respon atas Tembok Berlin yang melibatkan
beberapa tokoh politik terkenal, termasuk Presiden Kennedy. Pada tahun 1963,
Kennedy menyampaikan pidato terkenal yang menyatakan solidaritas kepada penduduk
Berlin Barat dan menyatakan bahwa Berlin Barat merupakan pulau demokrasi dan
kebebasan di lautan komunisme. Tembok Berlin
meminta banyak nyawa, dengan kematian pertama terjadi pada tahun 1961 ketika
Ida Siekmann melompat keluar dari jendela lantai tiga untuk sampai ke Jerman
Barat. Pada tahun 1989,
seiring dengan jatuhnya komunisme, warga di kedua sisi Berlin bekerja sama
untuk meruntuhkan tembok tersebut. Keruntuhan Tembok
Berlin adalah peristiwa monumental dan sering digunakan pula sebagai simbol runtuhnya
komunisme